Integrating Innovation into Enterprise
Architecture
A Paper by Michael Rohloff
Integrating Innovation into
Enterprise Architecture
A Paper by Michael
Rohloff
Inovasi adalah sebuah poses
kreatifitas dan kemampuan untuk mengimplementasin kreatifitas tersebut untuk
mencapai kesuksesan. Dalam organisasi, kemampuan organisasi untuk berinovasi
diakui sebagai sebuah kapabilitas penting untuk berkompotisi pada market yang
kompetitif. Bentuk-bentuk inovasi yang dilakukan pun terdapat dalam berbagai
dimensi baik dimensi teknologi maupun dimensi organisasi. Pengembangkan inovasi
dapat dilakukan dengan tidak hanya menyediakan suasana lingkungan yang kreatif
tetapi juga dengan menyediakan landasan pengimplementasian dan kesuksesan inovasi
tersebut pada market organisasi. Oleh karena itu, penyediaan kreatifitas dan
kebebasan merupakan hal penting yang harus dilengkapi dengan pendekatan
sistemastis untuk pengembangan dan pensuksesan ide-ide inovatif tersebut.
Enterprise Architecture Management (EAM) terdiri dari keseluruhan bisnis dan segala
untur-unsur yang terkait. Enterprise
Architecture Management (EAM) tidak hanya mencakup semua dimensi inovasi
organisasi tetapi juga mencakup desain arsitektur enterprise dengan pendekatan
sistematik. Perspektif baru terbentuk melalui EAM yang merupakan perluasan dari
desain arsitektur bisnis, dan tidak terbatas hanya pada arsitektur IT, dan
pembangungan seluruh organisasi dalam skala yang besar. Beberapa tujuan dari
EAM antara lain :
·
Penyelarasan
bisnis/TI dan peningkatan TI
·
Pengelolaan,
perencanaan dan pengontrolan program infformasi dan komunikasi dan pemenuhan
aturan dan standar
·
Penyediaan skalabilitas,
pertumbuhan dan adaptabilitas
·
Tranparansi dari building blocks arsitektur (organisasi,
proses dan teknologi) dan komunikasi stakeholder yang lebih baik
Dari berbagai penggunaan EAM
pada organisasi, peningkatan inovasi merupakan salah satu potensi yang belum banyak digunakan oleh
organisasi. EAM seringkali hanya dilihat sebagai proyek TI yang berfokus pada
implementasi teknologi dan bukan sebagai isu bisnis yang dapat digunakan untuk merancang
dan melakukan inovasi pada seluruh aspek organisasi. Untuk mengatasi
keterbatasan tersebut, diberikan sebuah usulan untuk menggunakan EAM sebagai
pendekatan sistematis untuk melakukan inovasi pada perusahaan.
Terdapat berbagai framework yang digunakan untuk
membangun EAM. Dari berbagai framework arsiterktur seperti FEAF, GERAM, Gartner and META Group Enterprise
Architecture Frameworks, dan Zachman
Framework, TOGAF merupakan framework
yang dikenal secara luas dan memiliki peran yang dominan. TOGAF menyediakan
metode dan alat bantu untuk membantu dalam pembuatan, penggunaan dan pengelolaan
EA. TOGAF dibuat berdasarkan model proses iteratif yang didukung oleh best practices dan penggunaan kembali
sekelompok aset arsitektur yang telah ada. Konsep utama dari TOGAF ialah The Architecture Development Method (ADM)
yang menyediakan proses berulang yang telah teruji untuk pembangunan arsitektur
. TOGAF terdiri dari 4 domain arsitektur: strategi bisis, pengelolaan,
organisasi dan bisnis proses utama.
Sebuah
framework diusulkan untuk memberikan gambaran komprehensive mengenai EA. Berbeda
dengan TOGAF, The Enterprise Architecture Triangle merupakan framework yang
memisahkan domain bisnis dan arsitektur TI
secara jelas dengan menyediakan pemisahan deskripsi business-oriented enterprise arsitektur dan implementasi teknologi yang
berasal dari arsitektur tersebut. Arsitektur
informasi tidak dideskripsikan sebagai domain arsitektur terpisah tetapi
terbagi dalam building block arsitektur bisnis pada struktur informasi
logical, building block arsitektur aplikasi
pada implementasi repositori data. Framework ini merinci domain arsitektur building block untuk memberikan gambaran
komprehensif mengenai unsur-unsur pokok enterprise arsitektur. Framework ini
terbagi menjadi tiga domain dasar yang menyatakan building blocks arsitektur.
Enterprise Architecture method and artifacts
Arsitektur TI selalu dilihat sebagai penyedia
layanan untuk bisnis seperti aplikasi pendukung proses bisnis, layanan kantor
dan komunikasi untuk mendukung setiap individu karyawan yang menyebabkan nilai
tambah dari TI menjadi fokus organisasi. Oleh karena itu, building
blocks dari framework arsitektur terstruktur menjadi grup layanan, inti
layanan, dan modul layanan. Enterprise Architecture tidak hanya berisi koleksi unsur
arsitektur tetapi juga menggambarkan hubungan antara unsur-unsur tersebut dan
keterkaitannya. Blueprints dikenalkan untuk rancangan untuk pembangunan arsitektur dalam
skala besar. Blueprint memberikan tampilan komprehensif mengenai building blocks dan interaksi antar building blocks tersebut dalam sebuah
matriks bisnis dua dimensi. Tipe blueprint yang berbeda dapat dibuat bergantung
pada keterkaitan arsitektur aplikasi, TI dan infrastruktur atau building block yang menjadi fokus. Dimensi
matriks juga dapat dipilih dengan level detail yang berbeda beda.
Landscape
|
First Dimension
|
Second Dimension
|
application landscape
|
Business process
How it is supported by
applications
|
deployment in
organizational units
|
data repository
landscape
|
Deployment with databases
How the support defined
information
clusters of the information architecture
|
deployment of the
databases
in organizational units
|
service landscape
|
Deployment of
infrastructure services
and the support of applications
|
deployment in
organizational
units
|
Setiap domain enterprise arsitektur (EA) dapat dideskripsikan dengan menggunakan
tampilan yag memuat arsitektur, struktur dan elemen dari sudut pandang khusus.
3 tampilan utama diidentifikasi untuk mendeskripsikan seluruh aspek terkait EA.
·
Component
view: menyediakan perspektif yang menjelaskan struktur logis dan fungsional
dalam lingkup arsitektur.
·
Communication
view: menyediakan perpektif yang menjelaskan interaksi yang terjadi antara
sistem dan komponen.
·
Distribution
view: menyediakan perspektif yang menjelaskan struktur alokasi sistem atau
komponen dalam lingkup geografis atau distribusi organisasi.
EA dapat dilihat sebagai change agent. Fungsi utama dari EA memiliki potensi tinggi untuk
digunakan dalam berinovasi dalam bisnis, antara lain:
·
Berisi gambaran
komprehensif yang memuat seluruh building
blocks
·
Tertuju
pada seluruh dimensi inovasi organisasi\
·
Menyediakan
transparansi building blocks dan
kaitannya, dan mempermudah komunikasi antar stakeholders
·
Menyediakan
pendekatan sistematis dan terstruktur mengenai rancangan organisasi
Berdasarkan potensi EAM dalam inovasi maka
berikut diajukan fungsi-fungsi yang dapat meningkatkan potensi tersebut untuk :
·
pendekatan
sistematik terhadap inovasi
·
mengintegrasikan
brainstroming kreatif dengan desain
inovatif
·
membuka
inovasi untuk desain arsitektur
Prinsip-prinsip yang mengarahkan desain
proses:
·
Batasan
temasuk business engineering tidak hanya terbatas pada arsitektur TI
·
Proses
komprehensif dari visi hingga implementasi meliputi keseluruhan bisnis
·
Keterlibatan
yang seimbang antara orang-orang dari bisnis dan orang-orang dari TI. Keseluruhan organisasi proyek harus merupakan
sebuah perpaduan antara orang-orang dari sisi bisnis dan orang-orang dari sisi
TI
§ architecture team :
§ steering committee
§ Architecture review board
·
Program management
Tidak ada komentar:
Posting Komentar