Kamis, 31 Mei 2012


The Integrated Enterprise: Enterprise Architecture, Investment Process and System Development
By Christopher Emery, Stephanie M Faison, Jonathan Houk, John S Stan Kirk

Sejumlah literatur telah menyatakan bahwa enterprise architecture (EA) memberikan keuntungan yang signifikan bagi perusahaan. Namun, keuntungan tersebut hanya dapat dirasakan apabila EA berjalan dengan efektif. Untuk mencapai keefektifan EA tersebut diperlukan integrasi antar sistem dalam sebuah organisasi. Integrasi tersebut mencakup integrasi EA dengan enterprise level program seperti Investment Management Process dan System Development Process. Oleh karena itu lah, diusulkan Integrated Enterprise Life Cycle (IELC), suatu siklus yang mengintegrasikan EA dengan investment management process dan system development process. Integrasi proses dalam enterprise dijelaskan dalam sudut pandang investment management process.
Integrated Enterprise Life Cycle (IELC) terdiri dari tiga bagian :

1.       Enterprise Architecture (EA) : pemahaman komprehensif terkait proses bisnis utama suatu organisasi dan mendefinisikan teknologi yang dapt mendukung dan mengoptimisasi berjalannya proses bisnis (Armour et all, 1999).
2.       Investment Management Process (IMP) : suatu proses dinamis dimana organisasi memilih dan memonitor investasi TI, baik investasi yang diusulkan maupun investasi yang sedang berlangsung sepanjang siklus hidup. IMP terdiri atas tiga fase: Select Phase, Control Phase, Evaluate Phase.
3.       System Development Life Cycle (SDLC): petunjuk dan prosedur untuk akuisisi sistem, pembangunan, implementasi, deployment, dan manajemen proyek.




Dalam IELC, terdapat 3 buah fase yang terbagi menjadi beberapa aktifitas sesuai dengan fase-fase IMP yaitu:
1.       Select Phase: Fase pencarian dan pemilihan dalam melakukan investasi TI yang dapat menjadi pendukung terbaik bagi misi organisasi, identifikasi dan analisa resiko & hasil proyek sebelum melakukan penerimaan proyek.
    1. Activity 1 – Initial Project Setup Meeting,
    2. Activity 2 – Develop a Business Case
    3. Activity 3 – Submit Business Case to the Modernization Board
    4. Activity 4 -Presentation to the Modernization Board
    5. Activity 5 – Modernization Board Approval
    6. Activity 6 – Investment Review Board Approval
    7. Activity 7 – Initial Project Plan Development
    8. Activity 8 – Acquisition and Source Selection
    9. Activity 9 – CIO Approval
    10. Activity 10 – Updated Project Plan
2.       Control Phase : Fase monitoring untuk memastikan proyek yang dilakukan berjalan dengan baik.
    1. Activity 11 – Initial Project Review Board Review
    2. Activity 12 – Baseline Project Plan
    3. Activity 13 – Change Control Review
    4. Activity 14 – Project Status Reporting
    5. Activity 15 – Project Status Review
    6. Activity 16 – Update Final Project Plan
3.       Evaluate Phase : Fase evaluasi untuk melihat perbandingan antara perencanaan dan hasil yang diperoleh pada proyek yang diimplementasikan
    1. Activity 17 – Post Implementation Review/Lessons Learned (PIR)
    2. Activity 18 – Surveys and Interviews
    3. Activity 19 – Process Improvement 
Output dari IELC :  Proses bisnis menjadi lebih efisien, ringan (sistem), dan modern.

Dampak dari tidak adanya IELC antara lain :
·         Organisasi kesulitan dalam melakukan inisiatif TI untuk mencapai tujuan dan goal dari strategi bisnis.
·         Langkah yang cenderung dipilih akan membawa pengembangan ke arah saling mengisolasi satu sama lain.
   ·        Langkah yang dilakukan tidak memenuhi kebutuhan proyek.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar