Minggu, 27 Mei 2012


A Complex Adaptive System Perspective of Enterprise Architecture in Electronic Government
A Paper by Marijn Janssen and George Kuk

Besarnya otonomi yang dimiliki suatu daerah seringkali memiliki dampak yang besar bagi perkembangan daerah tersebut, tidak terkecuali dalam pembangunan sistem informasi. Adanya otonomi daerah membuat proses pengambilan keputusan yang dibuat oleh pemerintah daerah tersebut tidak selalu bergantung pada pemerintah pusat. Hal ini menyebabkan seringkali terjadi ketidak sesuaian antara keputusan yang diambil oleh pemerintah daerah dan pemerintah pusat, termasuk mengenai pengembangan sistem informasi pemerintah daerah.

Untuk mengatasi permasalahan sinkronisasi pengembangan sistem informasi pada pemerintahan maka dilakukan pendekatan untuk mengalisis dan memahami kebutuhan dan keterbatasan enterpise architecture pada pemerintahan. Selain itu juga dilakukan identifikasi prinsip perancangan arsitektur yang dapat meningkatkan kebersamaan inter-organisasi dan kesuksesan implementasi IT.

Enterprise architechture menspesifikasikan bagaimana teknologi informasi terkait dengan proses bisnis secara keseluruhan dan hasil yang dicapai oleh organisasi. EA digunakan untuk memandu perancangan keputusan dan membatasi ruang lingkup solusi dengan menyusun batasan-batasan. Sedangkan, Complex Adaptive System Theory merupakan sebuah studi terhadap sistem yang dibangun dari agen individu yang memiliki kemampuan beradaptasi satu sama lain serta dapat beradaptasi dengan lingkungan. Sistem CAS beradaptasi dan mengorganisasi dirinya tanpa entitas apapun yang dapat mengelola dan mengawasinya dengan bebas. Fokus CAS terdapat pada kompleksitas dari proses non-desain, interaksi dan hubungan sebagai tambahan sistem.

Sebuah studi kasus dilaksananakan di Belanda dengan melakukan wawanacara terhadap 25 orang responden dan melakukan sampling terhadap 11 proyek e-goverment. Pada studi kasus ini dilakukan analisa terhadap hubungan pemerintah pusat dan daerah, aktor utama yang terlibat dalam pengembangan, logika bisnis dan teknis di belakang pilihan rancangan dan solusi. Pada penelitian ini dilakukan validasi terhadap penelitian website, memo internal, publikasi yang tersedia online, laporan-laporan konsultansi yang terkait.



Pemerintah daerah memiliki tingkat otonomi yang tinggi dalam melakukan pengambilam keputusan dengan tingkat fragmentasi dan keberagaman yang tinggi pada organisasi yang memiliki proses bisnis, aplikasi dan sistem informasi yang berbeda-beda. Pemerintah telah memulai pengembangan EA sejak tahun 1980 sebagai sarana pengaturan dan pembatasan arsitektur diantara kota-kota di Belanda.
Berikut ini terdapat beberapa kebijakan pemerintahan pusat yang direspons oleh pemerintahan daerah.  




Analisis terhadap interaksi dari kebijakan yang dibuat oleh pemerintahan daerah dan pemerintah pusat dilakukan dengan menggunakan acuan karaketristik CAS, antara lain :
1.       Emergence: timbul dari interaksi agen dengan pola cara yang acak.
2.      Co-evolution: sistem merupakan bagian dari lingkungan
3.      Sub Optimal: CAS tidak harus sempurna, melainkan cukup pada kondisi baik.
4.      Requisite Variety: semakin banyak variasi, maka sistem akan semakin kuat
5.      Connectivity: hubungan antara agen umumnya lebih penting daripada agen tersebut.
6.      Simple Rules: aturan yang digunakan dalam mengatur fungsi sistem cukup sederhana
7.      Iteration: perubahan kecil pada sistem dapat berdampak signifikan setelah melewati serangkaian loop.
8.      Self-organizing: tidak ada hirarki perintah dan pengawasan pada CAS
9.      Edge of Chaos: Fase paling produktif, variasi dan kretifitas maksimal, menuju pada kemungkinan-kemungkinan baru
10.   Nested Systems: Sistem  merupakan bagian dari sistem lain yang lebih besar.

Beberapa peraturan didasarkan pada teori CAS, berdasarkan hasil analisis dari 11 proyek :
·         Prinsip rancangan arsitektural : pernyataan tekstual yang menggambarkan kendala  yang diberlakukan kepada organisasi dan/atau keputusan yang diambil untuk mendukung realisasi strategi bisnis dan dapat digunakan untuk memandu proyek mendatang.
·         Prinsip rancangan arsitektural mencakup 3 hal:
1. Keragaman 
2. Konsentrasi kegiatan
3. Meningkatkan lintas-batas dan
tingkat interaksi 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar