A Complex Adaptive
System Perspective of Enterprise Architecture in Electronic Government
A Paper by Marijn Janssen and George Kuk
Besarnya otonomi yang dimiliki suatu daerah
seringkali memiliki dampak yang besar bagi perkembangan daerah tersebut, tidak
terkecuali dalam pembangunan sistem informasi. Adanya otonomi daerah membuat
proses pengambilan keputusan yang dibuat oleh pemerintah daerah tersebut tidak
selalu bergantung pada pemerintah pusat. Hal ini menyebabkan seringkali terjadi
ketidak sesuaian antara keputusan yang diambil oleh pemerintah daerah dan
pemerintah pusat, termasuk mengenai pengembangan sistem informasi pemerintah daerah.
Untuk mengatasi permasalahan sinkronisasi
pengembangan sistem informasi pada pemerintahan maka dilakukan pendekatan untuk
mengalisis dan memahami kebutuhan dan keterbatasan enterpise architecture pada
pemerintahan. Selain itu juga dilakukan identifikasi prinsip perancangan
arsitektur yang dapat meningkatkan kebersamaan inter-organisasi dan kesuksesan
implementasi IT.
Enterprise architechture menspesifikasikan
bagaimana teknologi informasi terkait dengan proses bisnis secara keseluruhan
dan hasil yang dicapai oleh organisasi. EA digunakan untuk memandu perancangan
keputusan dan membatasi ruang lingkup solusi dengan menyusun batasan-batasan.
Sedangkan, Complex Adaptive System Theory merupakan sebuah studi terhadap
sistem yang dibangun dari agen individu yang memiliki kemampuan beradaptasi
satu sama lain serta dapat beradaptasi dengan lingkungan. Sistem CAS
beradaptasi dan mengorganisasi dirinya tanpa entitas apapun yang dapat
mengelola dan mengawasinya dengan bebas. Fokus CAS terdapat pada kompleksitas
dari proses non-desain, interaksi dan hubungan sebagai tambahan sistem.
Sebuah studi kasus dilaksananakan di Belanda
dengan melakukan wawanacara terhadap 25 orang responden dan melakukan sampling
terhadap 11 proyek e-goverment. Pada
studi kasus ini dilakukan analisa terhadap hubungan pemerintah pusat dan
daerah, aktor utama yang terlibat dalam pengembangan, logika bisnis dan teknis
di belakang pilihan rancangan dan solusi. Pada penelitian ini dilakukan
validasi terhadap penelitian website, memo internal, publikasi yang tersedia online, laporan-laporan konsultansi yang
terkait.
Pemerintah daerah memiliki tingkat otonomi yang
tinggi dalam melakukan pengambilam keputusan dengan tingkat fragmentasi dan
keberagaman yang tinggi pada organisasi yang memiliki proses bisnis, aplikasi
dan sistem informasi yang berbeda-beda. Pemerintah telah memulai pengembangan
EA sejak tahun 1980 sebagai sarana pengaturan dan pembatasan arsitektur
diantara kota-kota di Belanda.
Analisis terhadap interaksi dari kebijakan yang
dibuat oleh pemerintahan daerah dan pemerintah pusat dilakukan dengan
menggunakan acuan karaketristik CAS, antara lain :
1. Emergence: timbul dari
interaksi agen dengan pola cara yang acak.
2. Co-evolution: sistem
merupakan bagian dari lingkungan
3. Sub Optimal: CAS tidak
harus sempurna, melainkan cukup pada kondisi baik.
4. Requisite Variety: semakin
banyak variasi, maka sistem akan semakin kuat
5. Connectivity: hubungan
antara agen umumnya lebih penting daripada agen tersebut.
6. Simple Rules: aturan
yang digunakan dalam mengatur fungsi sistem cukup sederhana
7. Iteration: perubahan
kecil pada sistem dapat berdampak signifikan setelah melewati serangkaian loop.
8. Self-organizing: tidak
ada hirarki perintah dan pengawasan pada CAS
9. Edge of Chaos: Fase
paling produktif, variasi dan kretifitas maksimal, menuju pada
kemungkinan-kemungkinan baru
10. Nested Systems: Sistem merupakan bagian dari sistem lain yang lebih
besar.
Beberapa peraturan didasarkan pada teori CAS,
berdasarkan hasil analisis dari 11 proyek :
·
Prinsip rancangan arsitektural : pernyataan tekstual yang menggambarkan
kendala yang diberlakukan kepada
organisasi dan/atau keputusan yang diambil untuk mendukung realisasi strategi
bisnis dan dapat digunakan untuk memandu proyek mendatang.
·
Prinsip rancangan arsitektural mencakup 3 hal:
1. Keragaman
2. Konsentrasi kegiatan
3. Meningkatkan lintas-batas dan tingkat interaksi
2. Konsentrasi kegiatan
3. Meningkatkan lintas-batas dan tingkat interaksi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar