Kamis, 31 Mei 2012



Modeling Contextual Concerns in Enterprise Architecture
A paper by Gonc¸alo Antunes, Jos´e Barateiro, Christoph Becker, Jos´e Borbinha and Ricardo Vieira

Enterprise Architecture (EA)  bertujuan untuk membantu manajemen perusahaan agar menjadi lebih baik. Tujuan EA tersebut dapat dicapai jika EA dibangun dalam konteks yang tepat. Oleh karena itu, diperlukan pemodelan kontekstual EA yang berfokus pada deskripsi konteks arsitektur dan gap analysis antara keinginan stakeholher dengan rancangan arsitektur yang dihasilkan.

Berdasarkan hasil kombinasi dari beberapa standard dan rujukan :
  • IEEE Std. 1471-2000 : penjelasan mengenai arsitektur, yang merupakan sistem fundamental dari suatu organisasi, yang dapat dilihat dalam komponen-komponennya, hubungan antar komponen serta      hubungan antar komponen dengan lingkungannya, dan prinsip-prinsip yang mengatur desain dan evolusi.
  • TOGAF : penjelasan mengenai EA, yang merupakan pendekatan holistik terhadap sistem arsitektur dengan tujuan untuk memodelkan peran dari sistem informasi dan teknologi pada organisasi; menyelaraskan konsep suatu perusahaan, bisnis proses, dan informasi dengan sistem informasi; perencanaan perubahan; dan menyediakan kesadaran pada organisasi
  • Business Motivation Model (BMM) : framework konseptual untuk mengatur keseluruhan bisnis proses perusahaan.
  • Digital Persevation (DP) : upaya optimisasi siklus informasi dengan membuat penyebaran dan penggunaan objek-objek informasi untuk mengelola pengetahuan dalam objek tersebut agar dapat diakses dengan mudah.

Pemodelan ini  menunjukkan bahwa integrasi konteks arsitektur ke dalam model arsitektur dapat meningkatkan hubungan antara elemen-elemen utama dari visi arsitektur dan concern dari stakeholder.Pemodelan yang dilakukan memproyeksikan pengetahuan yang ada terhadap fondasi yang menjadi landasan dalam pembangunan kerangka EA.  Hasil arsitektur tersebut kemudian akan diterapkan ke dalam digital preservation (DP), suatu isu yang dikarenakan selalu berubahnya dan tidak bertahan lamanya solusi TI sehingga menyebabkan pengetahuan suatu perusahaan terperangkap dalam format yang tak lagi berlaku.

Pengembangan rancangan aristektur dilakukan dengan menggunakan Architecture Development Method (ADM) TOGAF yang merupakan kerangka inti dari TOGAF. ADM merupakan proses siklik yang terbagi menjadi 9 bagian yakni premilinary, architecture vision,business architecture, information systems architecture, technology. Namun, pengembangan ini hanya difokuskan pada dua fase awal proses ADM yaitu proses :
·         Preliminary Phase : fase persiapan dan inisiasi dari kegiatan arsitektural, serta penyusunan definisi terkait prinsip-prinsip internal dan eksternal organisasi yang mengelola arsitektur
·         Architecture Vision Phase : fase penyusunan definisi ruang lingkup, identifikasi stakeholders , elaborasi rantai nilai, constraints, drivers, goals, dan key performance indicator,  serta kapabilitas dan visualisasi dari solusi arsitektur
  
Berikut merupakan langkah-langkah dalam mengembangkan visi arsitektur:







1.      Identifikasi stakeholders & concern.
Dua belas stakeholder berhasil diidentifikasi, antara lain: Producer/Depositor, Consumer, Executive Management, Repository Manager, Technology Manager, Operational Manager, Regulator, Auditor, Repository Operator, Technology Operator, System Architect, Solution Provider
  1. Analisis Influencers
Influenser pada penetapan tujuan organisasi dalam DP terbagi menjadi dua kategorisasi:
a.       Internal Driver — mencakup: visi bisnis, sumber daya (infrastruktur organisasi dan teknis yang dibutuhkan untuk beroperasi), data (direpresentasikan dengan karakteristik data yang ingin disimpan ), dan proses (berkaitan dengan karakteristik proses untuk memanipulasi data)
    1. External Driver — mencakup: produser/penghasil informasi, komunitas pengguna, kontrak (deposit, penyalur dan layanan, interoperabilitas, serta kontrak akses), kompetisi serta regulasi dan mandat
  1. Mendefinisikan high-level goals  & KPI
High-level goals  dibagi menjadi
a.       Empat tujuan utama organiasi antara lain :
1)       G1 – Memperoleh kontent dari produser yang sesuai dengan mandat dan peraturan yang disetujui
2)       G2 – Menyampaikan obyek yang otentik, lengkap, dapat digunakan dan dapat dimengerti kepada komunitas pengguna
3)       G3 – Seantiasa memelihara asal dari obyek dan menyampaikan sumber informasi kepada pengguna sesuai permintaan
4)       G4 – Menyediakan obyek untuk waktu yang spesifik secara tepat, menjaga inegritas obyek dan melindungi obyek dari ancaman.

b.      Empat tujuan terkait perubahan lingkungan
1)       G5 – Bereaksi terhadap perubahan lingkungan secara teratur untuk menjaga agar obyek tetap dapat diakses dan dapat dipahami
2)       G6 – Memastikan ketahanan tempat penyimpanan: amanat, teknikal, financial, operasional, komunitas
3)       G7 – Membangun kepercayaan pada pihak penyimpan, komunitas penunjuk dan stakeholder lainnya.
4)       G8 – memaksimalkan efisiensi dalam semua operasi
4.      Penentuan Kapabilitas
Kapabilitas yang dimiliki terbagi menjadi 3 bagian yaitu :
a.       Governance Capabilities  mencakup: compliance, community relations, certification, mandate negotiation, business continuity, and succession planning, IT governance, manage risks
b.      Business Capabilities — mencakup: acquire content, secure bitstreams, preserve content, disseminate content
c.       Support Capabilities.— mencakup: data management, manage infrastructures, manage HR, manage finances
   


The Integrated Enterprise: Enterprise Architecture, Investment Process and System Development
By Christopher Emery, Stephanie M Faison, Jonathan Houk, John S Stan Kirk

Sejumlah literatur telah menyatakan bahwa enterprise architecture (EA) memberikan keuntungan yang signifikan bagi perusahaan. Namun, keuntungan tersebut hanya dapat dirasakan apabila EA berjalan dengan efektif. Untuk mencapai keefektifan EA tersebut diperlukan integrasi antar sistem dalam sebuah organisasi. Integrasi tersebut mencakup integrasi EA dengan enterprise level program seperti Investment Management Process dan System Development Process. Oleh karena itu lah, diusulkan Integrated Enterprise Life Cycle (IELC), suatu siklus yang mengintegrasikan EA dengan investment management process dan system development process. Integrasi proses dalam enterprise dijelaskan dalam sudut pandang investment management process.
Integrated Enterprise Life Cycle (IELC) terdiri dari tiga bagian :

1.       Enterprise Architecture (EA) : pemahaman komprehensif terkait proses bisnis utama suatu organisasi dan mendefinisikan teknologi yang dapt mendukung dan mengoptimisasi berjalannya proses bisnis (Armour et all, 1999).
2.       Investment Management Process (IMP) : suatu proses dinamis dimana organisasi memilih dan memonitor investasi TI, baik investasi yang diusulkan maupun investasi yang sedang berlangsung sepanjang siklus hidup. IMP terdiri atas tiga fase: Select Phase, Control Phase, Evaluate Phase.
3.       System Development Life Cycle (SDLC): petunjuk dan prosedur untuk akuisisi sistem, pembangunan, implementasi, deployment, dan manajemen proyek.




Dalam IELC, terdapat 3 buah fase yang terbagi menjadi beberapa aktifitas sesuai dengan fase-fase IMP yaitu:
1.       Select Phase: Fase pencarian dan pemilihan dalam melakukan investasi TI yang dapat menjadi pendukung terbaik bagi misi organisasi, identifikasi dan analisa resiko & hasil proyek sebelum melakukan penerimaan proyek.
    1. Activity 1 – Initial Project Setup Meeting,
    2. Activity 2 – Develop a Business Case
    3. Activity 3 – Submit Business Case to the Modernization Board
    4. Activity 4 -Presentation to the Modernization Board
    5. Activity 5 – Modernization Board Approval
    6. Activity 6 – Investment Review Board Approval
    7. Activity 7 – Initial Project Plan Development
    8. Activity 8 – Acquisition and Source Selection
    9. Activity 9 – CIO Approval
    10. Activity 10 – Updated Project Plan
2.       Control Phase : Fase monitoring untuk memastikan proyek yang dilakukan berjalan dengan baik.
    1. Activity 11 – Initial Project Review Board Review
    2. Activity 12 – Baseline Project Plan
    3. Activity 13 – Change Control Review
    4. Activity 14 – Project Status Reporting
    5. Activity 15 – Project Status Review
    6. Activity 16 – Update Final Project Plan
3.       Evaluate Phase : Fase evaluasi untuk melihat perbandingan antara perencanaan dan hasil yang diperoleh pada proyek yang diimplementasikan
    1. Activity 17 – Post Implementation Review/Lessons Learned (PIR)
    2. Activity 18 – Surveys and Interviews
    3. Activity 19 – Process Improvement 
Output dari IELC :  Proses bisnis menjadi lebih efisien, ringan (sistem), dan modern.

Dampak dari tidak adanya IELC antara lain :
·         Organisasi kesulitan dalam melakukan inisiatif TI untuk mencapai tujuan dan goal dari strategi bisnis.
·         Langkah yang cenderung dipilih akan membawa pengembangan ke arah saling mengisolasi satu sama lain.
   ·        Langkah yang dilakukan tidak memenuhi kebutuhan proyek.

Essential Layers, Artifacts, and Depedencies of Enterprise Architecture
A Paper by Robert Winter & Ronny Fischer




Enterprise arsitektur (EA) adalah oganisasi fundamental dari sebuah sistem yang terwujud dalam komponen-komponen arsitektur, hubungan antar komponen tersebut, lingkungan arsitektur dan prinsip-prinsip yang digunakan untuk mengelola desain dan evolusi komponen-komponen arsitektur tersebut. (ANSI/IEEE Std 1471-2000). EA merupakan  mekanisme penting untuk memastikan kecerdasan, konsistensi, compliance dan efisiensi. Dalam EA tidak ada persetujuan umum mengenai mana yang termasuk arsitektur layer, artifak, dan keterkaitan yang menyusun EA dan umumnya EA terdiri dari banyak artifak.
Framework standard yang digunakan dalam membangun EA antara lain  TOGAF, FEAF, DoDAF, Zachmann. Kebanyakan framework-framework EA membagi EA ke dalam beberapa layer arsitektur dan beberapa tampilan arsitektur untuk mengurangi jumlah artifak per model.

Terdapat 5 layer EA:
1.     Bisnis architecture : Fundamental organization of the corporation from a bisnis strategy viewpoint.
2.     Process architecture : Fundamental organization of service development, service creation, and service distribution in the relevant enterprise context.
3.     Integration architecture : Fundamental organization of information system komponen in the relevant enterprise context.
4.     Software architecture:  Fundamental organization of software artifacts. 
5.     Technology (Infrastructure) architecture : Fundamental organization of computing / telecommunications hardware and networks.


EA Core Artifacts
1.     Spesifikasi Strategi
a.     Hierarki tujuan organisasi & CSF
b.    Model Produk/layanan
c.     Target segmentasi market
d.    Kompetesi utama
e.     Proyek Strategis
f.     Prinsip-prinsip Bisnis
g.    Keterkaitan antar artifak
2.     Spesifikasi Organisasi/Proses
a.     Spesifikasi struktur: unit hierarki organisasi, hierarki lokasi bisnis, hierarki role bisnis
b.    Spesifikasi  behavior: hierarki fungsi bisnis, hierarki bisnis proses, matriks indikator performa, alur layanan
c.     Spesifikasi informasi logistik: objek informasi bisnis, alur informasi gabungan
d.    Hubungan antar Layer
3.     Spesifikasi Aplikasi
a.     Spesifikasi aplikasi and komponen aplikasi
b.    Spesifikasi layanan enterprise dan komponen layanna
c.     Hubungan antar artifak
4.     Spesifikasi Software
a.     Spesifikasi komponen software: hierarki fungsionalitas, hierarki acara/pesan
b.    Spesifikasi sumber data: konseptual, logical and physical data models
c.     Hubungan antar artifak
5.     Spesifikasi Infrastruktur Teknis
a.     Spesifikasi of IT komponen: unit hardware, network nodes, etc
b.    Hubungan antar artifak
6.     Spesifikasi Hubungan antar Layer
a.     Tujuan Organisasi/CSF vs. Matriks proses
b.    Produk/layanan vs. Deliverables proses
c.     Organisasi units vs. aplikasi (kepemilikan)
d.    Aktivitas/ proses bisnis/ kebutuhan informasi vs. Layanan enterprise (orchestration)
e.     Aktivitas vs. aplikasi
f.     Aplikasi/layanan enterprise vs. software komponen (komposisi)
Goal EA
  Mendukung penyelarasan TI dan bisnis dengan menyediakan dukungan rancangan dan evolusi artifak pada layer ataupun sudut pandang yang berbeda-beda secara konsisten.
  Mendukung transformasi (pembangunan bisnis, reengineering proses,reengineering SI) dengan menyediakan analisis dampak
  Mendukung pengelolaan, compliance, manajemen resiko, dll dengan mendokumentasuikan tidak hanya struktur dan keterkaitan langsung tapi juga analisis hubungan multi-step
Interfacing EA
  Dalam praktik nyata, beberapa EA untuk bagiam yang berbeda-beda pada suatu organisasi mungkin dikelola dan/atau dilengkapi dengan arsitektur lain yang lebih khusus.
  EA seharusnya mencakup hal yang luas dibandingkan mencakup hal yang dalam
  Arsitektur Produk/layanan
  Arsitektur Matriks
  Arsitektur Proses
  Arsitektur Informasi/data
  Arsitektur Software
  Arsitektur Teknologi

Studi Kasus :
Studi kasus dilakukan dengan melakukan wawancara informal terhadap para proyek manajer EA di 4 organisasi yang berlokasi di Europa and Afrika


Organisasi A
Penyedia layanan finansial utama di Swiss.
Menggunakan EA sejak tahun 2005 dengan tujuan mendukung implementasi strategi (mendukung seleksi proyek/proses perencanaan portofolio proyek). EA dianggap sebagai fondasi perencanaan bisnis yang berkelanjutan, fondasi manajemen layanan dan manajemen keamanan.


Organisasi B
Produsen logam mulia terkemuka di dunia yang memiliki kegiatan eksplorasi dan penambangan di Afrika selatan, Kanada, Russia, Brazil and Zimbabwe. Pembuatan EA dimotivasi oleh kebutuhan informasi yang akurat, tepat waktu dan konsisten terkait dengan struktur organisasi. EA berkaitan dengan penyelarasan TI/bisnis yang buruk, ketiadaan pengelolaan TI yang efektif dan penggabungan modeling metode, tools, dan standard di seluruh organisasi unification of modeling methods, tools and standards accross the enterprise.


Organisasi C
Bank dengan layanan lengkap di Jerman yang memiliku 4 juta nasabah dan hampir 500ribu nasabah korporate.
EA digunakan untuk meningkatkan tranparansi arsitektur proses dan integrasi arstitektur.


Organisasi D
Perusahaan asuransi besar di Swiss yang memiliki 1juta konsumen.
EA pada organisasi ini diluncurkan tahun 2002. EA digunakan untuk memperbaiki buruknya transparansi terkait dengan hubungan antara TI dan layanan yang ditawarkan/ proses bisnis yang dimiliki.