Selasa, 13 Maret 2012

Team Skills in Aligning IT with Business


Systems architecture digunakan sebagai bagian dari proses menjaga arsitektur perusahaan selaras dengan tujuan bisnis dan proses organisasi. Oleh karena itu, untuk mewujudkan pengembangan perangkat lunak yang dapat digunakan untuk membantu pencapaian tujuan organisasi diperlukan tim yang memiliki keahlian. Keahlian yang perlu dimiliki oleh tim antara lain :

1.     Analyzing the Problem
Sebuah masalah harus diketahui akar permasalahannya dan tidak terbatas hanya pada gejala masalah. Setelah masalah diketahui dengan jelas maka diperlukan persetujuan definisi masalah antara tim dan stakeholder. Selanjutnya untuk melakukan analisa lebih lanjut terhadap masalah, diperlukan identifikasi pengguna dan stakeholder. Dengan adanya identifikasi dan kesepakatan yang jelas mengenai penyelesaian akar permasalahan maka dapat disampaikan solusi untuk permasalahan tersebut dan hambatan-hambatan yang mungkin terjadi dalam pengimplementasian solusi tersebut. Tahapan analisis masalah menghasilkan dokumen Stakeholder Request, dokumen yang memuat seluruh permintaan dan data-data dari stakeholder yang harus dipenuhi dalam rangka penyelesaian masalah.
2.     Understanding User and Stakeholder Needs
Memahami kebutuhan pengguna dan stakeholder merupakan tindak lanjut dari analisis stakeholder request. Tim harus dapat memahami kebutuhan sistem yang akan dibuat dan melihat kesesuaian kebutuhan tersebut dengan permintaan yang disampaikan pengguna dan stakeholder. Terdapat beberapa cara untuk memahami kebutuhan pengguna dan stakeholder antara lain dengan melakukan studi literatur, wawancara, workshop, brainstorming, dan storyboarding. Setelah tim dapat menentukan kebutuhan yang harus direalisasikan dalam sistem maka feature sistem dapat ditentukan dan diusulkan kepada stakeholder.
3.     Defining the System
Mendefinisikan sistem dilakukan dengan melakukan pemodelan perilaku sistem menggunakan use case dan dengan mengorganisasikan informasi kebutuhan. Pendefinisian sistem dilakukan berdasarkan problem domain dan berdasarkan solution domain berupa features dan software requirements yang tecantum dalam usecase dan supplementary specification. Pendefinisian sistem menghasilkan Vision Document.
4.     Managing Scope
Pengelolaan scope diperlukan untuk menghindari perluasan proyek pengembangan perangkat lunak diluar kesepakatan yang telah ditentukan mengenai kebutuhan sistem. Pengelolaan scope meliputi penentuan iterasi, skala prioritas, effort, dan resiko dari pengembangan sistem. Pengelolaan scope menghasilkan Requirement Management Plan (RMP).
5.     Refining the System Definition
Perbaikan definisi sistem dapat dilakukan untuk mendefinisikan secara lebih tepat kebutuhan pengguna dan stakeholder terhadap sistem. Perbaikan ini dilakukan untuk memperbaiki proses sebelumnya agar definisi kebutuhan sistem yang didapatkan oleh tim merupakan kebutuhan yang benar-benar dibutuhkan oleh sistem. Perbaikan definisi sistem ini dilakukan dengan melihat dengan teliti kebutuhan perangkat lunak, membuat use case dengan tepat, dan pembuatan supplementary specification.
6.     Building the Right System
Pembuatan sistem yang tepat sesuai dengan kebutuhan pengguna dan stakeholder dapat dilakukan dengan penelusuran kebutuhan yang dipetakan ke dalam perancangan dan pemgrograman sistem, pengetesan sistem, pengelolaan terhadap perubahan yang terjadi terhadap pengembangan sistem serta dengan penilaian kualitas kebutuhan dalam pembangunan iteratif. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar